Fisioterapi dada pada anak
Fisioterapi adalah ilmu yang mempelajari upaya-upaya manusia untuk mencapai derajat kesehatan yang diinginkan melalui penanggulangan problem gerak dengan penerapan sumber fisik dan mekanik. Dalam hal ini penanggulangan terganggunya gerakan lendir/dahak dari paru menuju kesaluran nafas atas. Pada anak yang mengalami gangguan infeksi saluran pernafasan sering terjadi peningkatan produksi lendir yang berlebihan pada paru-parunya, lendir/dahak sering menumpuk dan menjadi kental sehingga sulit untuk dikeluarkan, terganggunya transportasi pengeluaran dahak ini dapat menyebabkan penderita semakin ke sul i t an untuk menge lua rkan dahaknya, sehingga anak menjadi tidak nyaman dan gelisah serta rewel.
Penerapan fisioterapi melalui pemberian terapi inhalasi dan pemanasan dengan sinar infra merah serta memanipulasi dada dan punggung dengan tepukan, tekanan, postural drainage dan latihan pernafasan akan mengefektifkan system pengeluaran dahak disaluran pernafasan sehingga dahak banyak yang dikeluarkan dan anak jadi lebih lega bernafas dan batuk dapat berkurang.
Pengobatan fisioterapi bertujuan untuk :
-Mengecerkan dahak
• Membantu mengeluarkan dahak
• Melancarkan jalan nafas
• Mengurangi batuk dan bunyi nafas
• Meningkatkan kapasitas vital paru
Upaya-upaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan diatas adalah :
1. Pemberian sinar infra merah
2. Pemberian nebulizer atau merubah media cair menjadi uap untuk dihirup
3. Pemberian chest therapy (breathing exercise) merupakan suatu bentuk
manipulasi pada dada atau punggung dan perut dengan suatu teknik tertentu.
Frekuensi pengobatan diberikan melalui dua fase :
• 3 kali berturut-turut setiap hari
• 2-3 kali selang-seling satu hari, setelah itu harus kontrol kedokter lagi
Pengobatan akan lebih efektif jika 1 jam sebelum diterapi anak sudah minum obat yang dianjurkan oleh dokter karena terapi konsentrasi obat dapat maksimal pada daerah yang sakit.
Pada umumnya untuk kasus batuk pilek yang ringan hanya dibutuhkan 1-2 kali fisioterapi tapi untuk kasus yang berat bisa dibutuhkan sampai 7 kali, bahkan lebih. Penghematan terhadap pengeluaran-pengeluaran tersebut sangat bisa dilakukan jika orang tua mengerti teknik fisioterapi untuk kemudian mempraktikkannya di rumah. Memang ada alat yang dibutuhkan dalam fisioterapi ini, yaitu nebulizer yang harganya relatif (berkisar 800 ribu rupiah ke atas). Namun kalau dihitung-hitung, boleh jadi harga tersebut jatuhnya lebih murah dibanding total biaya yang dikeluarkan jika harus mondar-mandir ke rumah sakit.
Fisioterapi di rumah dapat dilakukan pada semua orang, tanpa pandang umur, dari bayi
hingga dewasa. Hanya saja untuk melakukan fisioterapi pada bayi, orang tua umumnya
tidak memiliki rasa percaya diri. Wajar saja, karena tubuhnya masih begitu mungil.
Apalagi memang ada beberapa teknik fisioterapi untuk bayi yang hanya bisa dilakukan
fisioterapis profesional, misalnya untuk mengeluarkan lendir setelah proses inhalasi
dengan nebulizer.
Kondisi yang mengizinkan fisioterapi:
* Dokter menyarankan anak menjalani fisioterapi.
* Batuk-pilek ringan (tidak disertai demam dan lamanya belum lebih dari 3 hari).
Hindari fisioterapi bila:
o Kondisi batuk pilek yang dialami anak tergolong berat atau disertai demam.
o Anak mengalami sesak yang parah karena dengan fisioterapi malah bisa menambah
sesaknya.
o Anak baru saja menghabiskan makannya karena dapat mengakibatkan muntah.
Syarat fisioterapi
+ Sebelumnya, anak sudah banyak minum air putih.
+ Pakaian yang dikenakan harus longgar.
+ Ruangan yang dipakai tidak banyak berdebu, tidak lembap, ventilasi udara baik.
+ Tersedia perlengkapan yang dibutuhkan:
- bantal
- tempat tidur dan kursi
- alat nebulizer
Tahapan fisioterapi:
1. INHALASI
Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si
sakit langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru). Alat terapi inhalasi
bermacam-macam. Salah satunya yang efektif bagi anak adalah alat terapi dengan
kompresor (jet nebulizer). Cara penggunaannya cukup praktis yaitu anak diminta
menghirup uap yang dikeluarkan nebulizer dengan menggunakan masker.
Obat-obatan yang dimasukkan ke dalam nebulizer bertujuan melegakan pernapasan atau
menghancurkan lendir. Semua penggunaan obat harus selalu dalam pengawasan dokter.
Dosis obat pada terapi inhalasi jelas lebih sedikit tapi lebih efektif ketimbang obat
oral/obat minum seperti tablet atau sirup. Ya, karena dengan inhalasi obat langsung
mencapai sasaran. Bila tujuannya untuk mengencerkan lendir/sekret di paru-paru, obat
itu akan langsung menuju ke sana.
2. PENGATURAN POSISI TUBUH
Tahapan ini disebut juga dengan postural drainage, yakni pengaturan posisi tubuh untuk
membantu mengalirkan lendir yang terkumpul di suatu area ke arah cabang bronkhus utama
(saluran napas utama) sehingga lendir bisa dikeluarkan dengan cara dibatukkan. Untuk
itu, orang tua mesti mengetahui di mana letak lendir berkumpul.
Caranya:
* Taruh tangan di bagian dada atau punggung anak.
* Minta anak menarik nafas dalam-dalam lalu keluarkan melalui mulut secara perlahan.
* Dekatkan telinga kita ke tubuhnya dan dengarkan asal bunyi lendir. Biasanya lendir
yang mengumpul akan menimbulkan suara. Atau, rasakan getarannya.
* Setelah letak lendir berhasil ditemukan, atur posisi anak:
- Bila lendir berada di paru-paru bawah maka letak kepala harus lebih rendah dari dada
agar lendir mengalir ke arah bronkhus utama. Posisi anak dalam keadaan tengkurap.
- Kalau posisi lendir di paru-paru bagian atas maka kepala harus lebih tinggi agar
lendir mengalir ke cabang utama. Posisi anak dalam keadaan telentang.
- Kalau lendir di bagian paru-paru samping/lateral, maka posisikan anak dengan miring
ke samping, tangan lurus ke atas kepala dan kaki seperti memeluk guling.
3. PEMUKULAN/PERKUSI
Teknik pemukulan ritmik dilakukan dengan telapak tangan yang melekuk pada dinding dada
atau punggung. Tujuannya melepaskan lendir atau sekret-sekret yang menempel pada
dinding pernapasan dan memudahkannya mengalir ke tenggorok. Hal ini akan lebih
mempermudah anak mengeluarkan lendirnya.
Caranya:
* Lakukan postural drainage. Bila posisinya telentang, tepuk-tepuk (dengan posisi
tangan melekuk) bagian dada sekitar 3-5 menit. Menepuk bayi cukup dilakukan dengan
menggunakan 3 jari.
* Dalam posisi tengkurap, tepuk-tepuk daerah punggungnya sekitar 3-5 menit.
* Dalam posisi miring, tepuk-tepuk daerah tubuh bagian sampingnya. Setelah itu lakukan
vibrasi (memberikan getaran) pada rongga dada dengan menggunakan tangan (gerakannya
seperti mengguncang lembut saat membangunkan anak dari tidur). Lakukan sekitar 4-5
kali.
Prosedur suction paling sering dilakukan untuk menghilangkan sekresi berlebihan, mungkin juga diperlukan untuk mendapatkan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium. Suctioning dapat dilakukan oleh perawat maupun dokter. Pada dasarnya suction pada anak sama dengan klien dewasa. Anak-anak mungkin tidak dapat jelas sekresi mereka sendiri trachebronchial karena beberapa alasan, termasuk:
• Patologi pernafasan menyebabkan perubahan dalam jenis atau jumlah sekresi, atau gangguan dari proses clearance normal mukosiliar
• gangguan saraf yang menghambat / menekan refleks batuk biasa, atau
• adanya saluran napas buatan
Persiapan Anak
Anak harus diposisikan tepat dan aman memegang selimut menggunakan dan / atau asisten yang sesuai. Setiap pertimbangan khusus / persyaratan dari masing-masing anak harus ditangani, misalnya: Nebulised diberikan sebagai obat yang diresepkan
• Pra-oksigenasi
Pra-oksigenasi sebelum pengisapan oleh metode yang tepat akan diperlukan untuk anak-anak yang pada penilaian klinis individu:
• Apakah dianggap beresiko desaturation selama prosedur
• Membutuhkan> oksigen terinspirasi 40%
Hiperinflasi mungkin diperlukan untuk anak-anak ventilasi yang telah mengurangi kepatuhan paru-paru, misalnya edema paru.
Ini hanya dilakukan oleh perawat berpengalaman atau fisioterapis.
Persiapan Peralatan: Tekanan Negatif
Unit hisap mungkin sistem vakum pipa atau unit portabel .
Tekanan negatif dari unit harus diperiksa sebelum memasang kateter ke hisap tabung
Hal ini dilakukan dengan menyalakan unit, menempatkan jari di ujung selang hisap dan kemudian mencatat pembacaan manometer hisap. Jika perlu, tekanan harus diubah tepat sebelum melanjutkan
rekomendasi tekanan hisap ini adalah:
• 60-80 mmHg (8-10 kPa) untuk neonatus
• Sampai dengan 120 mmHg (<16 kPa) untuk anak yang lebih tua
vakum harus diperiksa sebelum setiap prosedur.
Kateter tidak boleh "tertekuk" sebelum penyisipan dalam upaya untuk mengontrol vakum
Persiapan peralatan: Kateter Seleksi
Kateter pengisap kaku (yaitu Yankauer pengisap) dapat digunakan untuk membersihkan mulut tebal dan / atau partikel.
Dalam semua keadaan lain, kateter tidak boleh melebihi lebih dari 50% dari diameter internal saluran napas. Kateter harus memiliki tips bulat . Kateter harus memiliki dua atau tiga lubang lateral kecil untuk memberikan bantuan jika lubang distal menjadi tersumbat. Kateter tidak boleh memiliki lebih dari 3 lubang lateral. Semakin besar jumlah lubang lateral, lebih lemah dinding kateter hisap, lubang lateral dari kateter hisap harus lebih kecil dari lubang distal
Jika tidak tersedia sebuah "Y" konektor harus digabungkan antara pipa hisap & kateter.
Frekuensi suction ditentukan oleh kondisi klinis anak (termasuk auskultasi dada) dan tidak interval waktu yang telah ditentukan.
Sebelum melakukan suction peralatan berikut harus dikumpulkan:
• Unit Suction
• Kateter suction, jenis dan ukuran yang sesuai
• Irrigant solusi (jika dianggap sesuai)
• Spesimen kontainer (jika diperlukan)
• sarung tangan non-steril
• Celemek
• Bowl keran air bersih
• Tissues
• Selimut (untuk menahan anak jika perlu)
Semua peralatan harus diperiksa untuk memastikan itu sepenuhnya operasional. peralatan resusitasi harus siap tersedia. Dua orang mungkin diperlukan untuk prosedur ini, yaitu satu untuk melakukan suction & yang lain untuk mengendalikan anak. Anak harus ditempatkan di sisi mereka bila memungkinkan.
Airway suction harus dilakukan sebagai prosedur "bersih". Sebuah handwash klinis harus dilakukan meskipun Dalam keadaan darurat ini mungkin tidak praktis.
Sarung tangan harus dipakai. Tidak boleh ada kontak antara kateter suction dan apa pun selain tangan bersarung praktisi dan jalan napas anak. Kateter jarak hisap dimasukkan ke dalam saluran udara ditentukan dengan mengukur panjang jalan napas anak ditambah koneksi. Di mana tidak ada jalan napas buatan di situ, pengukuran yang tepat ditentukan oleh jarak dari tingkat insisivus pusat (atau di mana mereka akan) terhadap sudut rahang bawah Tujuannya adalah untuk memperkenalkan kateter kemudian hanya melewati titik ini. Untuk anak-anak yang memiliki saluran udara buatan, panjangnya harus dicatat. Kateter ini kemudian dimasukkan persis di luar jarak ini, tetapi tidak sejauh carina. tim medis si anak kadang-kadang dapat menginstruksikan penyisipan jarak pendek, misalnya pembedahan pasca-trakea.
kateter Suction harus dimasukkan ke dalam saluran napas lembut, memastikan tidak ada tekanan negatif yang diterapkan Kateter tidak boleh diputar pada penghapusan tapi ditarik langsung dari jalan napas.
Penerapan versus intermittent hisap terus menerus.
Durasi maksimum dari setiap upaya hisap harus ditentukan oleh anak klinis's respon individu, tapi harus dibatasi tidak lebih dari 10-15 detik
Jika anak memiliki sekresi viskos yang tidak efektif dibersihkan oleh pengisapan, penggunaan solusi irrigant dapat. Namun irrigants tidak boleh digunakan secara rutin Solusi yang disarankan untuk irigasi adalah natrium klorida 0,9%. Aliquot Direkomendasikan irrigants berkisar dari 0,5 ml pada neonatus untuk 2 ml untuk anak-anak yang lebih tua Suatu kuantitas yang lebih besar mungkin diperlukan selama perawatan fisioterapi.
Sementara hisap melakukan anak harus terus diamati, dengan perhatian khusus dibayarkan kepada:
• Pernapasan tarif dan
• Warna
• Denyut jantung
• SAO 2 (jika sudah sedang dipantau)
• Jumlah, warna & viskositas aspirasinya diperoleh
Jika kondisi anak memburuk, prosedur resusitasi yang tepat harus dimulai segera. kateter hisap sekali pakai ini dirancang untuk digunakan prosedur tunggal saja, yaitu kateter dapat digunakan kembali hanya jika upaya lebih lanjut langsung di isap napas diperlukan. Kateter harus diubah antara hisap dari jalan napas buatan dan mulut / hidung.
Penerapan fisioterapi melalui pemberian terapi inhalasi dan pemanasan dengan sinar infra merah serta memanipulasi dada dan punggung dengan tepukan, tekanan, postural drainage dan latihan pernafasan akan mengefektifkan system pengeluaran dahak disaluran pernafasan sehingga dahak banyak yang dikeluarkan dan anak jadi lebih lega bernafas dan batuk dapat berkurang.
Pengobatan fisioterapi bertujuan untuk :
-Mengecerkan dahak
• Membantu mengeluarkan dahak
• Melancarkan jalan nafas
• Mengurangi batuk dan bunyi nafas
• Meningkatkan kapasitas vital paru
Upaya-upaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan diatas adalah :
1. Pemberian sinar infra merah
2. Pemberian nebulizer atau merubah media cair menjadi uap untuk dihirup
3. Pemberian chest therapy (breathing exercise) merupakan suatu bentuk
manipulasi pada dada atau punggung dan perut dengan suatu teknik tertentu.
Frekuensi pengobatan diberikan melalui dua fase :
• 3 kali berturut-turut setiap hari
• 2-3 kali selang-seling satu hari, setelah itu harus kontrol kedokter lagi
Pengobatan akan lebih efektif jika 1 jam sebelum diterapi anak sudah minum obat yang dianjurkan oleh dokter karena terapi konsentrasi obat dapat maksimal pada daerah yang sakit.
Pada umumnya untuk kasus batuk pilek yang ringan hanya dibutuhkan 1-2 kali fisioterapi tapi untuk kasus yang berat bisa dibutuhkan sampai 7 kali, bahkan lebih. Penghematan terhadap pengeluaran-pengeluaran tersebut sangat bisa dilakukan jika orang tua mengerti teknik fisioterapi untuk kemudian mempraktikkannya di rumah. Memang ada alat yang dibutuhkan dalam fisioterapi ini, yaitu nebulizer yang harganya relatif (berkisar 800 ribu rupiah ke atas). Namun kalau dihitung-hitung, boleh jadi harga tersebut jatuhnya lebih murah dibanding total biaya yang dikeluarkan jika harus mondar-mandir ke rumah sakit.
Fisioterapi di rumah dapat dilakukan pada semua orang, tanpa pandang umur, dari bayi
hingga dewasa. Hanya saja untuk melakukan fisioterapi pada bayi, orang tua umumnya
tidak memiliki rasa percaya diri. Wajar saja, karena tubuhnya masih begitu mungil.
Apalagi memang ada beberapa teknik fisioterapi untuk bayi yang hanya bisa dilakukan
fisioterapis profesional, misalnya untuk mengeluarkan lendir setelah proses inhalasi
dengan nebulizer.
Kondisi yang mengizinkan fisioterapi:
* Dokter menyarankan anak menjalani fisioterapi.
* Batuk-pilek ringan (tidak disertai demam dan lamanya belum lebih dari 3 hari).
Hindari fisioterapi bila:
o Kondisi batuk pilek yang dialami anak tergolong berat atau disertai demam.
o Anak mengalami sesak yang parah karena dengan fisioterapi malah bisa menambah
sesaknya.
o Anak baru saja menghabiskan makannya karena dapat mengakibatkan muntah.
Syarat fisioterapi
+ Sebelumnya, anak sudah banyak minum air putih.
+ Pakaian yang dikenakan harus longgar.
+ Ruangan yang dipakai tidak banyak berdebu, tidak lembap, ventilasi udara baik.
+ Tersedia perlengkapan yang dibutuhkan:
- bantal
- tempat tidur dan kursi
- alat nebulizer
Tahapan fisioterapi:
1. INHALASI
Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si
sakit langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru). Alat terapi inhalasi
bermacam-macam. Salah satunya yang efektif bagi anak adalah alat terapi dengan
kompresor (jet nebulizer). Cara penggunaannya cukup praktis yaitu anak diminta
menghirup uap yang dikeluarkan nebulizer dengan menggunakan masker.
Obat-obatan yang dimasukkan ke dalam nebulizer bertujuan melegakan pernapasan atau
menghancurkan lendir. Semua penggunaan obat harus selalu dalam pengawasan dokter.
Dosis obat pada terapi inhalasi jelas lebih sedikit tapi lebih efektif ketimbang obat
oral/obat minum seperti tablet atau sirup. Ya, karena dengan inhalasi obat langsung
mencapai sasaran. Bila tujuannya untuk mengencerkan lendir/sekret di paru-paru, obat
itu akan langsung menuju ke sana.
2. PENGATURAN POSISI TUBUH
Tahapan ini disebut juga dengan postural drainage, yakni pengaturan posisi tubuh untuk
membantu mengalirkan lendir yang terkumpul di suatu area ke arah cabang bronkhus utama
(saluran napas utama) sehingga lendir bisa dikeluarkan dengan cara dibatukkan. Untuk
itu, orang tua mesti mengetahui di mana letak lendir berkumpul.
Caranya:
* Taruh tangan di bagian dada atau punggung anak.
* Minta anak menarik nafas dalam-dalam lalu keluarkan melalui mulut secara perlahan.
* Dekatkan telinga kita ke tubuhnya dan dengarkan asal bunyi lendir. Biasanya lendir
yang mengumpul akan menimbulkan suara. Atau, rasakan getarannya.
* Setelah letak lendir berhasil ditemukan, atur posisi anak:
- Bila lendir berada di paru-paru bawah maka letak kepala harus lebih rendah dari dada
agar lendir mengalir ke arah bronkhus utama. Posisi anak dalam keadaan tengkurap.
- Kalau posisi lendir di paru-paru bagian atas maka kepala harus lebih tinggi agar
lendir mengalir ke cabang utama. Posisi anak dalam keadaan telentang.
- Kalau lendir di bagian paru-paru samping/lateral, maka posisikan anak dengan miring
ke samping, tangan lurus ke atas kepala dan kaki seperti memeluk guling.
3. PEMUKULAN/PERKUSI
Teknik pemukulan ritmik dilakukan dengan telapak tangan yang melekuk pada dinding dada
atau punggung. Tujuannya melepaskan lendir atau sekret-sekret yang menempel pada
dinding pernapasan dan memudahkannya mengalir ke tenggorok. Hal ini akan lebih
mempermudah anak mengeluarkan lendirnya.
Caranya:
* Lakukan postural drainage. Bila posisinya telentang, tepuk-tepuk (dengan posisi
tangan melekuk) bagian dada sekitar 3-5 menit. Menepuk bayi cukup dilakukan dengan
menggunakan 3 jari.
* Dalam posisi tengkurap, tepuk-tepuk daerah punggungnya sekitar 3-5 menit.
* Dalam posisi miring, tepuk-tepuk daerah tubuh bagian sampingnya. Setelah itu lakukan
vibrasi (memberikan getaran) pada rongga dada dengan menggunakan tangan (gerakannya
seperti mengguncang lembut saat membangunkan anak dari tidur). Lakukan sekitar 4-5
kali.
Prosedur suction paling sering dilakukan untuk menghilangkan sekresi berlebihan, mungkin juga diperlukan untuk mendapatkan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium. Suctioning dapat dilakukan oleh perawat maupun dokter. Pada dasarnya suction pada anak sama dengan klien dewasa. Anak-anak mungkin tidak dapat jelas sekresi mereka sendiri trachebronchial karena beberapa alasan, termasuk:
• Patologi pernafasan menyebabkan perubahan dalam jenis atau jumlah sekresi, atau gangguan dari proses clearance normal mukosiliar
• gangguan saraf yang menghambat / menekan refleks batuk biasa, atau
• adanya saluran napas buatan
Persiapan Anak
Anak harus diposisikan tepat dan aman memegang selimut menggunakan dan / atau asisten yang sesuai. Setiap pertimbangan khusus / persyaratan dari masing-masing anak harus ditangani, misalnya: Nebulised diberikan sebagai obat yang diresepkan
• Pra-oksigenasi
Pra-oksigenasi sebelum pengisapan oleh metode yang tepat akan diperlukan untuk anak-anak yang pada penilaian klinis individu:
• Apakah dianggap beresiko desaturation selama prosedur
• Membutuhkan> oksigen terinspirasi 40%
Hiperinflasi mungkin diperlukan untuk anak-anak ventilasi yang telah mengurangi kepatuhan paru-paru, misalnya edema paru.
Ini hanya dilakukan oleh perawat berpengalaman atau fisioterapis.
Persiapan Peralatan: Tekanan Negatif
Unit hisap mungkin sistem vakum pipa atau unit portabel .
Tekanan negatif dari unit harus diperiksa sebelum memasang kateter ke hisap tabung
Hal ini dilakukan dengan menyalakan unit, menempatkan jari di ujung selang hisap dan kemudian mencatat pembacaan manometer hisap. Jika perlu, tekanan harus diubah tepat sebelum melanjutkan
rekomendasi tekanan hisap ini adalah:
• 60-80 mmHg (8-10 kPa) untuk neonatus
• Sampai dengan 120 mmHg (<16 kPa) untuk anak yang lebih tua
vakum harus diperiksa sebelum setiap prosedur.
Kateter tidak boleh "tertekuk" sebelum penyisipan dalam upaya untuk mengontrol vakum
Persiapan peralatan: Kateter Seleksi
Kateter pengisap kaku (yaitu Yankauer pengisap) dapat digunakan untuk membersihkan mulut tebal dan / atau partikel.
Dalam semua keadaan lain, kateter tidak boleh melebihi lebih dari 50% dari diameter internal saluran napas. Kateter harus memiliki tips bulat . Kateter harus memiliki dua atau tiga lubang lateral kecil untuk memberikan bantuan jika lubang distal menjadi tersumbat. Kateter tidak boleh memiliki lebih dari 3 lubang lateral. Semakin besar jumlah lubang lateral, lebih lemah dinding kateter hisap, lubang lateral dari kateter hisap harus lebih kecil dari lubang distal
Jika tidak tersedia sebuah "Y" konektor harus digabungkan antara pipa hisap & kateter.
Frekuensi suction ditentukan oleh kondisi klinis anak (termasuk auskultasi dada) dan tidak interval waktu yang telah ditentukan.
Sebelum melakukan suction peralatan berikut harus dikumpulkan:
• Unit Suction
• Kateter suction, jenis dan ukuran yang sesuai
• Irrigant solusi (jika dianggap sesuai)
• Spesimen kontainer (jika diperlukan)
• sarung tangan non-steril
• Celemek
• Bowl keran air bersih
• Tissues
• Selimut (untuk menahan anak jika perlu)
Semua peralatan harus diperiksa untuk memastikan itu sepenuhnya operasional. peralatan resusitasi harus siap tersedia. Dua orang mungkin diperlukan untuk prosedur ini, yaitu satu untuk melakukan suction & yang lain untuk mengendalikan anak. Anak harus ditempatkan di sisi mereka bila memungkinkan.
Airway suction harus dilakukan sebagai prosedur "bersih". Sebuah handwash klinis harus dilakukan meskipun Dalam keadaan darurat ini mungkin tidak praktis.
Sarung tangan harus dipakai. Tidak boleh ada kontak antara kateter suction dan apa pun selain tangan bersarung praktisi dan jalan napas anak. Kateter jarak hisap dimasukkan ke dalam saluran udara ditentukan dengan mengukur panjang jalan napas anak ditambah koneksi. Di mana tidak ada jalan napas buatan di situ, pengukuran yang tepat ditentukan oleh jarak dari tingkat insisivus pusat (atau di mana mereka akan) terhadap sudut rahang bawah Tujuannya adalah untuk memperkenalkan kateter kemudian hanya melewati titik ini. Untuk anak-anak yang memiliki saluran udara buatan, panjangnya harus dicatat. Kateter ini kemudian dimasukkan persis di luar jarak ini, tetapi tidak sejauh carina. tim medis si anak kadang-kadang dapat menginstruksikan penyisipan jarak pendek, misalnya pembedahan pasca-trakea.
kateter Suction harus dimasukkan ke dalam saluran napas lembut, memastikan tidak ada tekanan negatif yang diterapkan Kateter tidak boleh diputar pada penghapusan tapi ditarik langsung dari jalan napas.
Penerapan versus intermittent hisap terus menerus.
Durasi maksimum dari setiap upaya hisap harus ditentukan oleh anak klinis's respon individu, tapi harus dibatasi tidak lebih dari 10-15 detik
Jika anak memiliki sekresi viskos yang tidak efektif dibersihkan oleh pengisapan, penggunaan solusi irrigant dapat. Namun irrigants tidak boleh digunakan secara rutin Solusi yang disarankan untuk irigasi adalah natrium klorida 0,9%. Aliquot Direkomendasikan irrigants berkisar dari 0,5 ml pada neonatus untuk 2 ml untuk anak-anak yang lebih tua Suatu kuantitas yang lebih besar mungkin diperlukan selama perawatan fisioterapi.
Sementara hisap melakukan anak harus terus diamati, dengan perhatian khusus dibayarkan kepada:
• Pernapasan tarif dan
• Warna
• Denyut jantung
• SAO 2 (jika sudah sedang dipantau)
• Jumlah, warna & viskositas aspirasinya diperoleh
Jika kondisi anak memburuk, prosedur resusitasi yang tepat harus dimulai segera. kateter hisap sekali pakai ini dirancang untuk digunakan prosedur tunggal saja, yaitu kateter dapat digunakan kembali hanya jika upaya lebih lanjut langsung di isap napas diperlukan. Kateter harus diubah antara hisap dari jalan napas buatan dan mulut / hidung.
Pusat Terapi & Tumbuh Kembang Anak Rumah Sahabat Yogyakarta melayani terapi autism, terlambat bicara, ADHD, Down syndrom, CP, program pendampingan ke sekolah umum, dengan terapi terpadu, speech terapi, sensori integrasi, terapi perilaku, fisioterapi dll. untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi Rumah sahabat di Perum Gambiran C 2 UH V, Jl Perintis Kemerdekaan Yogyakarta phone 0274 8267882
BalasHapus